Tradisi Mubeng Punden Bakaran


BAKARANWETAN.INFO - Acara pernikahan memang menjadi suatu hal sakral yang selalu di idam-idamkan oleh semua orang. Karena pada saat itu, dianggap sebagai awal dimana hidup kita akan mulai berubah. Dan proses'i pernikahan pun ditiap daerah selalu berbeda-beda menurut adat istiadat setempat, tak terkecuali di desa bakaran wetan sendiri.

Di sini, ada tradisi yang dinamakan mubeng punden saat ada acara pernikahan. Mubeng pundeng merupakan adat atau tradisi dimana mempelai pria dan wanita berjalan mengitari punden Nyai.Ageng setelah dinyatakan sah oleh penghulu. Dan konon menurut cerita jika tidak melakukan tradisi ini maka mara bencana akan menimpa keluarga baru tersebut.

Kami mencoba mencari informasi ini, dan menurut beberapa keterangan yang kami dapatkan dari tokoh masyarakat, tradisi mubeng punden ini mempunyai maksud untuk menghormati/berkunjung (Sowan) atau bisa juga mengenalkan kepada pendiri desa bakaran (Nyai.Ageng) bahwa anak cucu'nya sedang melangsungkan pernikahan.

Dan kami juga mendapatkan sebuah cerita dari narasumber yang pernah mengalaminya sendiri. Bahwa saat melangsungkan pernikahan'nya dulu, beliau tidak langsung melakukan tradisi mubeng punden setelah selesai melakukan ijab qobul, melainkan langsung menuju ketempat kediaman mempelai wanita. 

Sebenarnya beliau sudah di'ingatlah oleh salah seorang warga Bakaran, namun karena di tempat mempelai wanita sudah ditunggu banyak tamu, maka beliau menjawab akan melakukan'nya setelah selesai acara di kediaman mempelai wanita. Benar saja, setelah acara selesai, beliau langsung menuju punden, dan melakukan tradisi mubeng punden.

Beliau juga sempat bertanya kembali kepada seseorang yang memperingatkan'nya dulu, dan dijawab bahwa jika kamu mampu menempuh hidup berumahtangga selama satu bulan, itu sudah bagus. Dan apa yang dikatakannya mulai terjadi, baru lima hari resmi menjadi pasangan suami istri, terasa timbul ada perselisihan di keluarga barunya.

Berlanjut hingga beliau hanya kuat bertahan berumahtangga kurang dari enam bulan saja dan akhirnya mesti berpisah. Kata beliau selalu ada saja masalah, dan hingga akhirnya percerai'an yang terjadi. Entah benar karena melanggar adat maupun tidak, tak ada yang mengetahui. Namun itulah cerita yang pernah dialami oleh salah seorang warga Bakaran sendiri.

Related Posts :

0 Response to "Tradisi Mubeng Punden Bakaran"

Post a Comment