BAKARANWETAN.INFO - Postingan kali ini merupakan tulisan dari salah satu tokoh masyarakat di desa Bakaran Wetan yang bernama Bp. Amin Zuhair. Tema yang diangkat oleh beliau adalah makna tabir tahun baru menurut islam maupun barat. Berikut Tulisan'nya:
Latar belakang budaya barat itu mulai tampak
sejak runtuhnya kebudayaan islam di Kordoba Spanyol. Kemudian berkembanglah
kebudayaan barat secara pesat, baik dari segi ilmu pengetahuan dan tata sosial
yang bersumberkan kepada budaya-budaya barat yang diambil dari filsafat Yunani
dan ilmuwan-ilmuwan barat yang didapatkan dari karya-karya besar ulama-ulama islam.
Sejak saat itulah budaya barat yang diikuti
dengan zionis dengan tujuan untuk menghancurkan dan memecah belah islam.
Sehingga tampaklah kebudayaan barat, seperti sekarang ini yaitu peringatan
tahun baru. Tahun baru barat dihitung dari kalender miladiyah (masehi), melihat
pergerakan matahari dimulai bulan januari dan diakhiri bulan desember. Kapan
mulai diperingatinya tahun baru tiada sumber yang jelas.
Sedangkan tahun baru islam dihitung secara
hijriah yaitu pergeseran bulan, dan pada ke kholifahan Umar Bin Khattab, yang mempunyai maksud untuk mengenang hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w dari Mekah ke Madinah sebagai awal tahun baru
islam.
Bagaimana hukumnya seorang muslim yang mengikuti perayaan tahun baru:
1.
Haram
Kalau dengan aturan mengikuti
peradaban atau budaya barat,
وانلهم مشلهم
2.
Mubah
Kalau hanya ikut-ikutan
لبءس اتبا عهم بجهلهم
Tidak tahu secara jelas tentang keberadaan dan
muatan tahun baru. Dengan demikian bisa dibayangkan bagaimana seorang muslim
ikut-ikut'an merayakan perayaan tahun baru.
Padahal sabda Nabi Muhammad s.a.w mengatakan:
"Tinggalkanlah
atas apa saja yang tidak ada manfaatnya"
Yang jadi bahan perenungan mengapa pada saat
tahun baru masehi, tampak begitu meriah tiada lain karena orang islam sendiri
ikut-ikut'an juga merayakannya. Bahkan pemerintahpun demikian. Padahal negara kita
mayoritas muslim.
Bagaimana dengan perayaan tahun baru islami?
Akankah orang-orang non muslim juga merayakannya sebagaimana orang muslim merayakan
tahun baru masehi?
Ini kebodohan orang muslim ataukah toleransi yang tiada makna dari orang muslim. Sementara
toleransi antar umat beragama bermaksud tidak mencampu adukkan nilai-nilai
ibadah agama masing-masing, bukankah ini tidak sejalan juga dengan peraturan hukum
Negara, dengan tujuan untuk saling menghormati dan menjaga antar pemeluk umat
beragama.
Padahal Qaidah berbunyi :
وضع
الشىء بغىر محله ظا لم
“Orang dholim adalah orang yang meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya”
Lantas berapa kali Allah menyebut dalam kitabnya
mensinyalirnya didalam kitab suci Al-Quran bagaimana posisi orang-orang dholim kelak
dikemudian hari.
Oleh : Amin Zuhair
0 Response to "MENYINGKAP TABIR TAHUN BARU"
Post a Comment