Metode Pemilihan Kepala Desa Jaman Dahulu hingga Sekarang


BAKARANWETAN.INFO - Pemilihan seorang kepala desa memang selalu menjadi hiburan pesta rakyat yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan orang di desa. Bagaimana tidak, hampir semua warga desa berkumpul di balai desa untuk menentukan siapakah yang paling berhak menjadi orang nomor saatu di desa yang mereka tempati.

Namun tahukan kamu, bahwa pemilihan kepala desa pada jaman dahulu tidak seperti sekarang ini. Informasi ini kami dapatkan dari sesepuh yang pernah atau tahu pasti tentang cara pemilihan kepala desa di Bakaran Wetan waktu dulu. Berikut ini kami jelaskan metode pemilihan pada jaman dahulu hingga sekarang.

Model pemilihan kepala desa yang paling sederhana pada jaman penjajahan Belanda adalah dengan cara masing-masing pemilih dan pendukung calon kepala desa membuat barisan adu panjang ditanah lapangan, sehingga memunculkan pendukung inti, yang pada saat ini dikenal dengan tim sukses masing-masing kandidat kepala desa. Calon kepala desa terpilih adalah yang barisan pemilih/pendukungnya paling panjang. Model pemilihan seperti ini rawan sekali adanya konflik horisontal secara terbuka antara pendukung calon yang satu dengan calon lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mencegah adanya konflik terbuka antar pendukung maka model pemilihan kepala desa dilaksanakan dengan pemilihan langsung secara tertutup. Pemungutan suara dilaksanakan  dengan menggunakan lidi (bahasa jawa = biting) yang diberi tanda khusus oleh panitia kemudian dimasukan didalam "bumbung" yang diletakkan didalam bilik tertutup, atau ada juga yg menggunakan pelepah pisang untuk ditancapi lidi. Jumlah "bumbung" disesuaikan dengan jumlah calon yang ada. Masing-masing bumbung ditandai dengan simbol berupa hasil bumi atau palawija.

Misalnya calon kepala desa si "A" menggunakan simbol "Jagung", calon si "B" menggunakan simbol "Padi" dan seterusnya. Setiap pemilih yang menggunakan hak pilihnya menerima satu "biting"/lidi dan dibawa masuk ke dalam bilik tertutup. Didalam bilik pemilih tadi memasukkan lidi kedalam "bumbung" sesuai pilihannya, misalnya memilih si A maka pemilih akan memasukkan lidi kedalam "bumbung" bergambar jagung.

Dan setelah selesai memilih, petugas penjaga akan memukul kentongan bambu sebagai tanda pemilih selanjutnya untuk memasuki bilik, metode ini di kenal dengan istilah Trutug. Hingga sekarang ini pun istilah biting/lidi masih dipergunakan pada saat ada pemilihan. selanjutnya (baca: Metode Pemilihan Kepala Desa Jaman Dahulu hingga Sekarang bag.2)

0 Response to "Metode Pemilihan Kepala Desa Jaman Dahulu hingga Sekarang"

Post a Comment