BAKARANWETAN.INFO - Situs peninggalan sejarah sumur tiban (jatuh atau tiba-tiba ada) didesa Bakaran Wetan memang banyak warga yang sudah tahu atau tidak asing lagi karena pada masa sebelum kemerdekaan sering dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari. Tetapi seiring perkembangan jaman dan banyaknya warga yang telah membuat sumur dirumah sendiri atau masuknya air PDAM ke desa maka fungsi sumur tiban mulai tersisihkan sehingga sudah banyak yang tidak digunakan.
Menurut informasi dari tokoh masyarakat, sumur
tiban yang ada didesa Bakaran Wetan ini ada sembilan sumur, salah satunya yang
ada di punden mbah Nyai Ageng. Penyebaran sumur tiban ini sendiri meliputi RT
1/I (1 sumur) RT 2/I (1 sumur) RT3/I (2 sumur) RT4/I (2 sumur) RT 1/II (1
sumur) RT 3/II (1 sumur) RT 4/II (1 sumur). Tapi sekarang ini hanya ada
sekitar 3 sumur yang masih terlihat wujud aslinya dan yang lainnya di gempur
dan diratakan dengan tanah, untuk didirikan bangunan oleh pemilik tanah dimana
sumur itu berada.
Sejarah adanya sumur tiban sendiri memang
banyak warga yang kurang begitu tahu, tetapi dari narasumber kami akan mencoba
untuk memaparkannya disini.
Berawalnya sejarah sumur tiban ini terjadi yaitu
berdasarkan kisah cinta antara mbah Nyai Ageng Sabirah dengan Joko Pakuwon. Ketika
rasa cinta telah terjalin antara dua anak manusia, maka rindupun semakin
menyala ketika yang dicinta berada jauh disana. Begitu pula yang dialami oleh
Nyai Ageng Sabirah, ketika perasan rindu beliau kepada Joko Pakuwon yang pergi
meninggalkannya karena suatu hal atau tugas.
Maka untuk meluapkan rasa rindu
tersebut, beliau melakukan pekerjaannya sehari-hari membatik yang dibayangkan
hanya sang kekasih, sehingga terciptalah motif batik gandrung yang saat ini
banyak dikenal masyarakat.
Suatu waktu saat membatik beliau mendapat kabar bahwa sang pujaan hati Joko Pakuwon, akan pulang untuk melamarnya, maka ditengah-tengah membatik tersebut muncul keraguan dihati Nyai Ageng Sabirah akan ketulusan cinta Joko Pakuwon, apakah benar sang kekasih belum pernah menjamah wanita lain (isih joko) selama diperantauan ataukah sudah pernah melakukannya. selanjutnya (baca: TAK TERAWATNYA SITUS PENINGGALAN SEJARAH SUMUR TIBAN bag.2)
0 Response to "TAK TERAWATNYA SITUS PENINGGALAN SEJARAH SUMUR TIBAN"
Post a Comment